Korea Selatan adalah salah satu negara yang tergabung dalam G20 pada tahun 2010. Hal ini tidak terlepas dari sektor perekonomian Korea Selatan. Dewasa ini, perkembangan Korea Selatan disektor ekonomi industri sangat efektif dalam meningkatkan kemakmuran rakyatnya. Dilansir dalam kupang.tribunnews.com/2014/07/01/implementasi-pasal-33-uud-1945-pembelajaran-dari-korea-selatan,
“Korea Selatan pada tahun 1960 merupakan negara miskin (pendapatan per kapita USD 79) dengan TANPA sumber daya alam yang memadai. Namun melalui penerapan strategi industrialisasi berorientasi ekspor yang ditunjang oleh fokus pembangunan pada sumber daya manusia, telah mampu meningkatkan produktivitas sumber daya manusia nasional Korea Selatan secara dramatik, sehingga membawa Korea Selatan pada tahun 2012 telah berpendapatan per kapita USD 22.590 (naik sekitar 286 kali dalam 52 tahun)”.
Industri Korea Selatan berkembang di berbagai sektor, seperti peralatan elektronik, tekstil, semikonduktor, kapal-kapal, baja , dan otomotif. Kedepannya Korea Selatan bahkan telah beralih ke industri inovatif seperti nanoteknologi, bioteknologi, teknologi informasi, robotika, dan proyek luar angkasa. Hal ini menunjukkan pula keberhasilan teknologi yang diterapkan negara Korea Selatan.
Kenyataan menunjukkan bahwa negara Indonesia hampir memiliki kesamaan dalam berbagai hal dengan negara Korea Selatan. Kemerdekaan antara Indonesia dengan Korea Selatan hanya 15 tahun. Korea Selatan merdeka pada tahun 1960-an. Selain itu, pada mulanya Indonesia dan Korea merupakan negara miskin yang menggantungkan perekonomian di sektor agraris. Hal yang membedakan adalah keberhasilan Korea Selatan dalam menerapkan strategi pembangunan di berbagai sektror dengan didukung aspek-aspek yang dimiliki negara Korea Selatan antara lain ; kondisi fisik, budaya, politik, teknologi, dan sosial ekonomi.
Korea Selatan dengan negara Indonesia pada dasarnya memiliki hubungan yang baik. Ekspor impor antar kedua negara belum pernah mengalami permasalahan yang menimbulkan blokade-blokade. Dewasa ini, di saat Indonesia sedang melakukan persiapan menghadapi perdagangan bebas negara ASEAN 2015 (ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015) peran negara di luar ASEAN kiranya perlu diperhitungkan dalam pembelajaran dan transfer informasi sehingga Indonesia akan semakin siap untuk menghadapi AEC 2015. Pada akhirnya pengaruh positif dan negatif Korea Selatan terhadap negara Indonesia akan meningkatkan kemampuan dan kesiapan menuju percepatan pembangunan.
A. Deskripsi Umum Korea Selatan
1. Kondisi Fisiografis
Korea Selatan adalah negara yang terletak di Asia Timur, tepatnya mencakup bagian selatan Semenanjung Korea. Korea Utara merupakan satu-satunya negara yang berbatasan langsung dengan Korea Selatan, dengan panjang perbatasan 238 km yang ditetapkan dengan DMZ (Garis Demarkasi Militer). Wilayahnya sebagian besar dikelilingi perairan dan memiliki panjang garis pantai 2.413 km.
Wilayah Korea Selatan pada sebelah barat dibatasi oleh Laut Kuning, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Cina Timur, sebelah timur berbatasan dengan perairan Laut Jepang, dan sebelah utara berbatasan dengan Korea Utara. Luas wilayah daratan keseluruhan adalah 99.678 km² dan luas perairan hanya 290 km². Korea Selatan memiliki banyak pulau-pulau kecil di lepas pantai perairannya. Pulau terbesar adalah Pulau Jeju yang terletak pada bagian selatan semenanjung dengan luas 1.825 km². Pulau penting lainnya adalah Pulau Ulleung di Laut Jepang dan Ganghwa di perairan sebelah barat. Walau sebagian besar pesisirnya memiliki garis yang rata, pantai selatan dan baratnya berteluk-teluk dan mempunyai dataran berlumpur yang luas.
Terkait dengan kondisi geomofologinya, Korea selatan memiliki bentuk topografi yang relatif kasar dengan gunung, rangkaian pegunungan, dan daratan yang sempit di bagian timur. Gunung tertinggi di Korea Selatan adalah Hallasan (1.950 m) yang berada di Pulau Jeju. Terdapat 3 rangkaian pegunungan utama di Korea Selatan, yakni Taebaek, Sobaek dan Jiri. Pegunungan Taebaek terbentang sepanjang pantai timur, dimana deburan ombak telah menciptakan tebing-tebing curam dan pulau-pulau kecil yang berbatu-batu. Lereng-lereng barat dan selatan pegunungan ini tidak terlalu curam, yang membentuk dataran-dataran serta pulau-pulau di tepi pantai yang dikelilingi oleh teluk-teluk kecil. Hanya 30% daratan Korea Selatan yang merupakan dataran rendah, karena sebagian besar wilayahnya adalah dataran tinggi dan pegunungan. Dataran rendah sebagian besar terletak di pesisir barat dan di lembah-lembah sungai utama. Dataran rendah yang terpenting adalah dataran rendah Sungai Han yang mencakup DKI Seoul, dataran rendah Pyeongtaek di pesisir barat, Lembah Sungai Geum, Lembah Sungai Nakdong, dataran Yeongsan dan Honam di barat daya. Dataran rendah di pesisir timur lebih sempit.
Kondisi perairan darat atau kondisi air pemukaan, dari luas total Korea Selatan yang berupa perairan yaitu sekitar 2.800 km2. Sungai Nakdong adalah sungai terpanjang, yakni 521 km. Sungai Han yang mengalir melewati Seoul panjangnya adalah 514 km. Sungai penting lainnya adalah Sungai Geum, panjangnya 401 km, Sungai Imjin dan Bukhan yang berhulu dari Korea Utara, serta Sungai Seomjin. Sungai-sungai besar utamanya mengalir dari utara ke arah selatan atau dari timur ke barat.
Korea Selatan beriklim sedang karena berada dalam kawasan curah hujan Asia Timur. Pengaruh masa udara dari dataran Asia lebih besar terhadap cuaca di Korea Selatan dibanding pengaruh dari Samudera Pasifik. Korea Selatan memiliki empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Musim semi bisanya berlangsung dari akhir bulan Maret sampai awal bulan Mei. Musim panas berlangung dari pertengahan bulan Mei hingga awal bulan September, musim panas berlangsung singkat, namun sangat panas, basah dan lembab. Musim gugur berlangsung dari pertengahan bulan September sampai awal bulan November. Musim dingin berlangsung 3 bulan yaitu pada pertengahan bulan November sampai pertengahan bulan Maret dengan kondisi cuaca kering. Cuaca terbaik adalah pada saat musim semi dan musim gugur. Di DKI Seoul suhu rata-rata bulan Januari adalah −5 °C sampai −2,5 °C; di bulan Juli berkisar dari 22.5 °C sampai 25 °C. Pulau Jeju yang terletak pada bagian paling selatan, menerima iklim yang lebih hangat daripada daratan utama, berkisar dari 2,5 °C di bulan Januari dan 25 °C pada bulan Juli.
2. Potensi Bencana
Korea Selatan yang memiliki kondisi geografis seperti itu mengakibatkan negara ini mempunyai beberapa potensi bencana alam yang sewaktu-waktu dapat mengancam keselamatan penduduk Korea Selatan. Potensi bencana tersebut antara lain gempa bumi, gunung api meletus, banjir, cuaca ekstrim, dan badai.
3. Penduduk
Penduduk Korea berasal dari satu etnis yang sama. Menurut penelitian, penduduk Korea berasal dari etnis Tungusik yang merupakan keturunan dari orang Mongol yang bermigrasi ke Peninsula Korea dari Asia Tengah. Jumlah penduduk Korea Selatan jauh lebih banyak dibandingkan Korea Utara karena perbedaan luas yang cukup besar. Menurut data statistika tahun 2002 jumlah penduduk Korea Selatan adalah sekitar 48.289.037 jiwa sedangkan jumlah penduduk Korea Utara adalah 22.224.195 jiwa. Pada tahun 2007, jumlah penduduk Korea Selatan diperkirakan telah mencapai 48.456.369 juta jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 498 jiwa per kilometer persegi. Hal ini menyebabkan perbedaan kebijakan penduduk di negara tersebut. Di Korea Utara, setiap keluarga dianjurkan untuk memiliki keluarga yang cukup besar (lebih kurang tiga orang anak tiap keluarga) sedangkan di Korea Selatan setiap keluarga diharus maksimal memiliki satu anak. Jumlah anak yang lebih dari satu akan dikenakan pajak yang sangat tinggi.
Jumlah penduduk Korea Selatan mengalami peningkatan per tahun rata-rata sejumlah 3 persen sepanjang dekade 1960-an, namun jumlah ini menurun hingga 2 persen pada dekade selanjutnya. Pada tahun 2005 tingkat pertumbuhan penduduk berada pada titik 0,21 persen dan diperkirakan akan terus menurun hingga 0,02 persen pada tahun 2020.
4. Budaya
Dalam bidang kebudayaan Korea Selatan mempunyai beberapa kebudayaan, seperti tarian, seni rupa, kesustraan, seni lukis, dan musik. Tarian yang ada di Korea Selatan contohnya tari toprng yang sering ditampilkan dalam acara festival yaitu pada Festival Gangneung Danoje. Danoje diadakan untuk meminta datangnya panen yang berlimpah, jatuh pada hari kelima bulan kelima kalender bulan serta menandai akhir dari musim menanam gandum dan padi. Festival Gangneung Danoje merupakan festival tradisional terbesar di Korea dan berlangsung hampir selama empat minggu pada bulan keempat sampai awal bulan kelima kalender bulan. Musik, tarian, sastra, drama, dan kerajinan yang dikaitkan dengan festival ini memiliki nilai artistrik yang tinggi dan sangat berharga karena festival ini telah berlangsung selama kurang lebih seribu tahun dan mencerminkan sejarah dan kehidupan rakyat biasa.
5. Mata Pencaharian Penduduk
Mata pencaharian penduduk Korea Selatan Terdiri dari Mata Pencaharian primer, mata pencaharian sekunder, dan mata pencaharian tersier. Mata pencaharian primer meliputi agrikultur, perkebunan, dan perikanan yang merupakan mata pencaharian utama. Mata Pencaharian Sekunder meliputi pertambangan dan manufaktur sedangkan mata pencaharian Mata Pencaharian tersier adalah mata pencaharian yang bergerak disektor pelayanan dan jasa. Sektor pelayanan dan jasa merupakan sektor yang paling banyak diminati pekerja Korea.
6. Hasil-Hasil Produksi
Hasil-hsil produksi Korea Selatan terdiri dari bidang agrikultur, peternakan, pertambangan dan industri. Hasil produksi dari bidang agrikultur meliputi beras, gandum, kacang kedelai, dan kentang. Pada bidang peternakan produksi yang dihasilkan oleh Korea Selatan adalah sapi yang dikategorikan dalam dua golongan yaitu sapi yang dimanfaatkan dagingnya (sapi potong) dan sapi yang dimanfaatkan susunya (sapi perah) kemudian ayam dan babi. Hasil tambang Korea Selatan hanya sedikit tidak sebanyak hasil tmbang Indonesia Hasil Tambang Utama, antara lain batubara, bijih besi, tembaga, timbel, seng, tungsten, emas, grafit, fosfat, perak, dan tembaga. Selanjutnya adalah hasil industri, hasil industri merupakan produktifitas utama korea selatan. Hasil Industri Utama, antara lain besi dan baja, pengolahan makanan, tekstil, perikanan, mesin listrik, traktor dan sarana pertanian lain, semen, mesin pertambangan, mineral, kimia, mesin diesel, ban karet, sepatu, kertas, gelas, dan kayu lapis. Korea Selatan juga mengekspor hasil produksinya ke negara-negara lain untuk menambah devisa negaranya. Ekspor Utama, antara lain baja, produk pertanian, mineral, kimia, pakaian, kayu lapis, barang elektronik, dan tekstil. Selain melakukan ekspor, Korea Sekatan juga melakukan kegiatan Impor atas barang-barang yang tidak tersedia di negaranya. Impor utama negara Korea Selatan antara lain adalah bahan bakar.
7. Kondisi Ekonomi
Korea Selatan telah mengalami perkembangan yang pesat sejak berabad-abad lalu hingga sekarang. Korea Selatan yang awalnya merupakan negara kecil dengan ekonomi yang lemah kemudian dapat tumbuh menjadi negara yang maju dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan pemerintahan yang semakin kuat pula, bahkan kini menjadi kekuatan ekonomi paling maju ke 17 di seluruh dunia. Peningkatan ini dimulai dari keputusan Korea Selatan untuk mengalihkan orientasi ekonominya dari agrikultur pada industri perdagangan, serta dengan mengijinkan investasi luar untuk masuk. Korea Selatan sendiri memiliki dinamika ekonomi yang naik-turun sebelum menjadi salah satu negara dengan perekonomian tertinggi di dunia saat ini Korea Selatan memiliki ekonomi pasar dan menempati urutan ke-15 berdasarkan PDB dan salah satu dari empat macan Asia Timur.
Korea Selatan telah mencapai rekor ekspor impor yang memukau, nilai ekspornya merupakan terbesar ke-8 di dunia (2007). Sementara, nilai impornya terbesar ke-11. Kesuksesan ekonomi Korea Selatan dicapai pada akhir 1980-an ketika PDB berkembang dari rata - rata 8% per tahun (US$2,7 milyar) pada tahun 1962 menjadi US$969.9 milyar pada tahun 2007. Kemajuan ekonomi ini dikenal dengan nama Keajaiban di Sungai Han. Pada 2005, di samping merupakan pemimpin dalam akses internet kecepatan-tinggi, semikonduktor memori, monitor layar-datar dan telepon genggam, Korea Selatan berada dalam peringkat pertama dalam pembuatan kapal, ketiga dalam produksi ban, keempat dalam serat sintetis, kelima dalam otomotif dan keenam dalam baja. Negara ini juga menempati peringkat ke-36 dalam hal tingkat pengangguran, ke-19 dalam Indeks Kemudahan Berbisnis dan ke-31 dari 179 negara dalam Indeks Kebebasan Ekonomi berdasarkan data tahun 2010. Majunya Korea Selatan saat ini merupakan salah satu cermin perkembangan yang luar biasa juga melihat Korea Selatan tahun 1960an. Korea Selatan yang dianggap tidak stabil dan salah satu negara termiskin di dunia pada 1960-an, saat ini telah berubah menjadi negara industri utama dan menjadi salah satu negara termaju dalam kurang dari 40 tahun.
Sejak awal, strategi besar Korea adalah export oriented. Korea Selatan harus mempersiapkan diri dan berjuang untuk merebut pasar dunia mengingat minimnya sumber daya yang miliki. Ekonomi dibangun dengan membangun industri-industri standar negara berkembang, tekstil, sepatu yang mudah dan ringan. Pemerintah sudah sekaligus mempersiapkan segalanya, infrastruktur, sumberdaya, dan pengetahuan untuk level industri selanjutnya. Industri berat dan strategis, baja, otomotif, dan perkapalan bukan untuk dimajukan, tapi untuk mengusai dunia. Pemerintah memberikan dukungan yang kuat untuk dunia usaha. Infrastruktur, modal yang murah, pajak rendah untuk industri unggulan, dan, sumberdaya manusia berkualitas tinggi. Birokrasi dibuat super efisien dan berkualitas tinggi. Para birokrat dididik dengan proses belajar dan disiplin kelas dunia. Hanya orang yang terbaik yang ada dalam birokrasi dan birokrasi tidak ada waktu untuk korupi.
Para konglomerat, Hyundai, Samsung, dan LG adalah pejuang yang sangat nasionalis. Mereka pada dasarnya akan berjuang untuk menembus pasar dunia demi kemajuan bangsa Korea. Dengan, atau tanpa bantuan dari pemerintah. Para pemimpin Korea juga punya visi yang sangat maju dalam penyerapan dan pengembangan teknologi. Inilah kunci dari semua bangsa-bangsa termaju. Tahun 1959, pemerintah Korea sudah mendirikan Korean Atomic Energy Commision. Pertengahan tahun 1960, Kementerian Sains dan Teknologi dibentuk. Lalu Korea Institute of Science and Technology yang dibentuk untuk riset industrial. Setelah itu, proses pembelajaran sains dan teknologi dilakukan secara besar-besaran. Para ilmuwan asing dan segala macam teknologi terbaru dari Barat diserap habis-habisan. Riset dan penelitian digalakkan, orang-orang serta badan-badan riset yang unggul diberi dana yang sangat besar oleh pemerintah. Industri-industri dengan potensi pasar masa depan yang besar dianalisis dan dikejar sekuat tenaga, baik oleh pemerintahnya maupun swasta.
Ekonomi Korea Selatan juga di dukung oleh jaringan transportasi yang maju. Korea Selatan memiliki jaringan transportasi teknis canggih yang terdiri dari kecepatan tinggi kereta api, jalan raya, rute bus, kapal ferry, dan rute udara yang berselang-seling negeri. Perusahaan Korea Expressway mengoperasikan jalan raya tol dan fasilitas layanan perjalanan. Korail menyediakan layanan kereta api sering ke semua kota utama Korea Selatan. Kemudian Bandara terbesar Korea Selatan adalah Bandara Internasional Incheon, selain itu bandara internasional lainnya juga termasuk Gimpo, Busan dan Jeju. Korean Air, merupakan perusahaan penerbangan yang didirikan pada tahun 1962, melayani 21.640.000 penumpang, termasuk 12.490.000 penumpang internasional pada tahun 2008.
8. Kondisi Politik
Korea Selatan memiliki bentuk negara Republik dengan pembagian kekuatan dalam tiga bagian yakni Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Lembaga Eksekutif Korea Selatan dipimpin oleh presiden sebagai kepala negara yang memiliki masa menjabat selama lima tahun yang dipilih berdasarkan hasil pemilu dan dibantu perdana menteri sebagai pemimpin pemerintahan yang ditunjuk oleh presiden dengan persetujuan dewan perwakilan. Walaupun demikian, Presiden memiliki autoritas yang lebih besar dalam penetapan keputusan kenegaraan, domestik maupun hubungan luar negeri. Presiden. Pemilihan umum Korea Selatan menggunakan sistem popular vote dan terakhir kali diselenggarakan pada Desember 2012 dengan Presiden Park Geun Hye sebagai pemenang.
Lembaga legislatif dipegang oleh dewan perwakilan yang menjabat selama empat tahun, dimana memiliki 299 kursi yang diisi oleh perwakilan dari beberapa partai politik. Korea Selatan sendiri memiliki banyak partai politik, menurut Komisi Pemilu Korsel, partai politik yang terdaftar pada tahun 2012 sebanyak 8 partai. Namun hanya dua partai besar yang mendominasi hasil pemilu yaitu partai berkuasa Saenuri dan Democratic United Party. Pelaksanaan sidang paripurna diadakan setiap setahun sekali atau berdasarkan permintaan presiden. Sidang ini terbuka untuk umum namun dapat berlangsung tertutup. Pengadilan konstitusional menjadi lembaga tertinggi pemegang kekuasaan yudikatif tang terdiri dari sembilan hakim yang direkomendasikan oleh presiden dan dewan perwakilan. Hakim akan menjabat selama enam tahun dan usianya tidak boleh melebihi 65 tahun pada saat terpilih.
Perpolitikan Korea Selatan tidak dapat dipisahkan dari hubungannya dengan Korea Utara. Perang Korea yang berakhir oleh gencatan senjata tahun 1953 hingga saat ini belum memiliki perjanjian perdamaian. Dengan demikian, secara teknis kedua Korea masih dalam kondisi berperang. Sehubungan dengan kondisi ini, kedua negara tersebut terus meningkatkan kekuatan militernya baik dari persenjataan maupun personel tempur. Kedua negara tersebut menerapkan wajib militer bagi seluruh warganya, namun di Korea Selatan hanya untuk warga negara pria yang berumur 20 tahun.
Agresi militer Korea Utara pada Korea Selatan pada 25 Juni 1950 merupakan awal dari perang Korea. Agresi ini memakan waktu 3 hari dan Korea Utara berhasil merebut Seoul dan mendesak pasukan Korea Selatan mundur ke daerah Selatan negara tersebut. Amerika Serikat kemudian meminta UN Security Council untuk mengintervensi perang tersebut dengan ketakutan akan penyebaran ideologi Korea Utara ke Korea Selatan. Dibawah Jendral Douglas MacArthur, UN Security Forces memasuki peperangan pada 15 September 1950 dan berhasil memukul mundur Korea Utara hingga memasuki wilayah Korea Utara. China kemudian ikut kedalam peperangan dengan mengirim bantuan kepada pasukan Korea Utara hingga cease fire agreement ditandatangani oleh Korea Utara dan Korea Selatan pada 27 Juli 1953. Bantuan Amerika dalam Perang ini membuat hubungan Amerika dan Korea Selatan berkembang dalam Mutual Defense Treaty di tahun 1953 yang menjelaskan bahwa Amerika akan membantu Korea Selatan dalam menghadapi segala agresi asing.
Selama lebih dari 2 dekade, Korea Utara dan Korea Selatan tidak berhubungan sama sekali hingga upaya reunifikasi dan rekonsiliasi dimulai pada tahun 1971. Presiden Korea Selatan Kim Dae-Jung pada tahun 2007 pernah mengeluarkan kebijakan Sunshine Policy demi memperbaiki hubungan dengan Korea Utara yang mengantarkan Dae-Jung menjadi salah satu penerima nobel perdamaian. Hubungan kedua negara tersebut sempat membaik karena hubungan ekonomi, namun kembali memburuk setelah Korea Utara menyerang Pulau Yeonpyeong di tahun 2010 dan menembak mati 2 wisatawan Korea Selatan dalam proyek bersama Korea Utara dan Korea Selatan, Kaesong Industrial Complex .
Karakter politik negara Korea Selatan, pihak yang aktif dalam melakukan kegiatan politik di Korea Selatan hanyalah elit politik dan dan oposisinya dan juga partai oposisi. Kelompok-kelompok ini yang aktif berperan pada politik yang terjadi di Korea Selatan. Berkat aktifitas pemerintah yang terus meningkat dan proses yang maju, sejak tahun 1973-1974 tingkat keaktifan masyarakat dalam politik semakin meningkat.
Hubungan Korea Selatan dengan pihak asing juga cukup intensif terjadi, terlebih dengan negara super power Amerika Serikat. Bahkan bagi jika kita lihat dari sisi Amerika sendiri, Korea Selatan dijadikan sebagai salah satu negara dengan tingkat kerja sama yang paling intens dilakukan, ditunjukkan dengan posisi ke tujuh Korea Selatan sebagai partner ekonomi Amerika Serikat. Politik luar negeri Korea Selatan sendiri juga sangat dipengaruhi dengan isu reunifikasi dengan Korea Utara, serta mengenai respon Korea Selatan atas kepemilikan nuklir Korea Utara.
9. Teknologi
Korea Selatan merupakan salah satu Negara termaju di dunia dalam hal infrastruktur teknolgi. Industri-industri Korea sekarang adalah otomotif, semikonduktor, elektronik, pembuatan kapal-kapal dan baja. Korea juga dengan intens mengembangkan industri- industri strategis masa depan seperti Nanoteknologi, Bioteknologi, Teknologi Informasi, Robotika dan teknologi ruang angkasa. Korea mempunyai robor Humanoid ke 2 di dunia, HUBO,adalah robot berkepala Einstein(robot humanoid pertama di dunia adalah Asimo dari Jepang). Mereka juga berambisi untuk menjadi “ world’s number 1 robotics nation” yaitu bangsa pengguna robot terbesar 2015 nanti. Kemajuan teknologi yang diraih Korea bukan hasil temuan begitu saja, namun kerjasama pemerintah dan lembaga-lembaga independen yang begerak dalam pengembangan kemajuan teknologi berjalan serasi. Masyarakat juga menunjang sarana tersebut dengan ikut menjaga dan merawatnya.
Korea Selatan telah berhasil memerdekaan dirinya dari belenggu kemiskinan ilmu pengetahuan dan ketidakmampuan teknologi. Korsel telah menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan dalam waktu sekitar 30 tahun telah beralih menjadi negara industri. Suatu proses yang lumayan singkat ditandai sejak dicanangkannya Rencana Pembangunan Ekonomi Lima Tahun pada tahun 1962 yang perlahan namun pasti meningkatkan nilai ekspor dan GNP.
Faktor umum penggerak evolusi iptek Korea Selatan adalah kemajuan riset. Korsel sendiri mencanangkan program riset dan pengembangan ala Korsel yang disebut “Indigious R&D for Technological Competitiveness”. Program ini mulai aktif semenjak tahun 1980 disaat pertumbuhan industri Korsel semakin pesat dan kompleks dan negara-negara maju yang sebelumnya adalah rekanan bisnis mulai memandang Korsel sebagai pesaing kuat.
Secara umum, faktor-faktor yang telah mempengaruhi perkembangan inovasi iptek Korsel adalah penerapan secara sinergis strategi pemerintah dan kaum industriawan untuk senantiasa mencari sumber-daya, pasar maupun teknologi di luar Korsel (outward looking), kebijakan pembangunan dengan target industrialisasi, kebijakan dengan orientasi industri besar, tersedianya sumber daya manusia yang memadai, dan pembangunan infrastruktur iptek yang dimotori oleh pemerintah. Tak pelak kekuatan menonjol dari perkembangan inovasi Korsel adalah komitmen kuat pemerintah terhadap pengembangan iptek berbasis teknologi nasional ditunjukkan dengan membidani lahirnya puluhan pusat riset yang menjadi tenaga penggerak alias driving force bagi dinamika evolusi perkembangan iptek Korsel.
B. Pengaruh Korea Selatan Terhadap Indonesia
1. Teknologi
Indonesia melakukan kerjasama dengan Korea Selatan dalam rangka kerjasama dua Negara Asia, Korea Selatan dan Indonesia akan merencanakan mengembangkan industri pesawat tempur canggih. Kegiatan proyek tersebut sebagian besar dana tersebut dibiayai oleh Korea Selatan sekitar 80 persen dan Indonesia 20 persennya ketentuan tersebut berdasarkan perjanjian kerjasama Korea Selatan dan Indonesia dalam perencanaan pembuatan pesawat tempur, dengan perbandingan modal biaya berkisar 80 persen didanai oleh Korea Selatan: dan 20 persen Indonesia. Pemerintah Indonesia akan mengeluarkan dana sebesar USS 1,01 milliar atau sekitar 10,1 triliun. Rencananya proyek ini berjalan akan memakan waktu selama sepuluh tahun (10 th) sampai tahun 2020.
Selama ini Negara Indonesia masih ketergantungan persenjataan untuk memperkuat TNI dari negara-negara Adikuasa, seperti; Amerika dan Soviet. Dengan kerjasama dibidang teknologi kedirgantaraan antara Korea dan Indonesia dalam pembuatan pesawat jet tempur, merupakan langkah awal bangsa Indonesia sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungan akan persenjataan (Alutsista) kepada Negara-negara maju. Maksud dan tujuan dibuatnya alat persenjataan (pesawat tempur) yang canggih di Indonesia baik untuk sekarang, dan juga kebutuhan dimasa depan, paling tidak bisa menghemat pengeluaran anggaran untuk membeli persenjataan. Keuntungan dari kerjasama teknologi bidang kedirgantaraan dengan Negara Korea Selatan yang maju teknologinya, akan meningkatkan kemampuan dan juga menambah kecerdasan anak bangsa, serta memperkuat keyakinan bangsa Indonesia untuk bisa mandiri dalam teknologi.
2. Budaya
Budaya Korea Selatan sangat marak tersebar di Indonesia terutama dikalangan remaja Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya film-film korea serta boy band korea serta musik k-pop yang mewarnai kalangan remaja. Keberhasilan masuknya budaya Korea dikalangan remaja terlihat dari gaya rambut dan gaya pakaian remaja sekarang yang sebagian mengikutu gaya rambut dan gaya pakaian yang digunakan oleh artis-artis korea yang hampir dapat diakses kapan saja kareana faktor teknologi yang semakin canggih. Pengaruh budaya Korea tidak hanya berupa pakaian dan gaya rambut saja yang sudah berhasil masuk kedalam pergaulan remaja Indonesia namun trend operasi plasti mulai merambat. Operasi pelastik akan menimbulkan dampak negatif. Selain memberikan dampak yang buruk operasi plastik merupakan sesuatu yang diharamkan terutama bagi masyarakat Indonesia yang beragama islam. Masuknya budaya asing pada kalangan remaja apabila tidak mempunyai filter yang kuat dikhawatirkan generasi muda Indonesia akan kehilangan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia.
3. Ekonomi
Indonesia dan korea menjalin hubungan kerja sama yang erat di bidang ekonomi, hubungan ini sangat mengesankan karena pada tahun 2005, volume perdagangan kedua negara ini mencapai 13,2 milyar dolar Amerika, meningkat 32% bila dibandingkan dengan volume perdagangan tahun 2004. Saat ini Korea merupakan salah satu mitra perdagangan terbesar bagi Indonesia, bersama dengan Jepang, Amerika Serikat, China dan Singapura. Korea juga menginfestasikan dana sebesar 4,5 milyar dolar Amerika di Indonesia dan jumlah itu mencakup 5% dari infestasi luar negeri Korea. Ini berarti bahwa Indonesia merupakan salah satu mitra penanaman modal terbesar Korea, dan diikuti oleh Cina dan Amerika Serikat.
C. Hubungan Korea Selatan Dengan Dunia Internasional
1. Hubungan Internasional
Sejak berdiri pada tahun 1948, Republik Korea telah memiliki komitmen pada konsep-konsep demokrasi dan ekonomi pasar bebas, namun hubungan Korea dengan negara-negara asing telah mengalami perubahan-perubahan penting sejak didirikan republik ini. Sejak konflik Amerika Serikat dan Uni Soviet membagi dunia menjadi dua blok yang saling berlawanansesudah Perang Dunia II, Republik Korea membangun hubungan luar negerinya sejalan dengan negara-negara demoktasi di Barat. Pada tahun –tahun sesudah Perang Korea, masyarakat internasional memandang Korea sebagai negara yang hancur lebur dan dipenuhi oleh kemiskinan. Namun citra itu mulai berubah pada tahun 1962 ketika Republik Korea mengambil kebijakan pembangunan ekonomi yang dipacu oleh ekspor serta mulai secara aktif terlibat dalam perdagangan internasional di seluruh dunia.
Ketika konfrontasi selama Perang Dingin semakin memanas, Republik Korea mulai mempeluas hubungan luar negerinya dengan cara memperbaiki ikatan-ikatan dengan sekutu-sekutu lama dan menjalin hubungan kerjasama dengan negara-negara Dunia Ketiga.sejak tahun 1970-an, diplomasi Republik Korea telah dirancang untuk meningkatkan penyatuan kembali Semenanjung Korea secara indenpenden dan damai. Republik Korea juga telah memperkuat ikatan-ikatan dengan sekutu-sekutunya dan turut serta secara aktif dalam organisasi-organisasi internasional. Keterlibatan Republik Korea dalam organisasi internasional antara lain bergabung dengan organisasi internasional IMF (International Monetary Fund) pada tahun 1955, APEC pada tahun 1989, UN (United Nations) pada tahu 1991, WTO pada tahun 1995, dan OECD pada tahun 1996.
2. Pertukaran Ekonomi
Korea selatan merupakan negara yang telah berusaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang dipaku oleh kegiatan ekspor hal ini dikarenakan Korea Selatan telah mempunyai sistem perekonomian yang baru dan mempunyai idealisme yang berbeda dari sebelumnya. Setelah berpisah dari Korea Utara, Korea Selatan mempunyai ideologi liberalisme. Pertumbuhan ekspor Korea Selatan sebagian besar bergantung pada perdagangan dengan negara-negara maju Amerika Serikat, Jepang dan Uni Eropa
Korea Selatan juga berperan serta dalam memecahkan masalah lingkungan global seperti menipisnya lapisan ozon, pemanasan gelobal dan penggundulan hutan yang saat ini menjadi masalah yang tengah ihadapioleh dunia. Setelah mengambil bagian dalam konferensi PBB tentang lingkungan dan pembangunan (UNCED) pada Juli tahun 1992-Konferensi Bumi Tingkat Tinggi (the Earth Summit). sebagian besar rakyat korea sangat mendukung upaya untuk menyeimbangkan antara pembangunan ekonomi dengan perlindungan terhadap lingkungan melalui diadopsinya Deklarasi Rio dan perjanjian-perjanjian global yang lain mengenai lingkungan.
3. Perdamaian Dunia
September 1991 Korea Selatan bergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Korea Selatan mulai memperluas hubungannya dalam hubungan diplomasi multilateral bertekatan dengan posisi globalnya yang meningkat secara ekonomi. Sebelum bergabung dalam PBB Korea Selatan juga telah aktif berperan dalam badan-badan khusus PBB seperti IMF, UNIDO, UNESCO, dan GATT. Sebagai anggota PBB Korea Selatan meningkatkan upaya untuk memperluas peran gelobalnya. Pada tahun 1992 negara ini menjadi anggota beberapa badan penting PBB seperti seperti Komisi Pencegahan dan Keadilan Pidana, Program Pembangunan PBB (UNDP). Komisi Hak Asasi Manusia dan Komite Untuk Program dan Koordinasi.
Sepanjang hampir dua dekade masa keterlibatan Korea Selatan di PBB, telah turut serta dengan aktif terhadap permasalahan-permasalahan utama yang ditangani oleh badan dunia ini, seperti pencegahan konflik dan misi-misi penjaga perdamaian, pertemuan-pertemuan yang membahas mengenai perlindungan lingkungan, proyek-proyek pembangunan dan HAM
Posting Komentar