·Perkembangan Geografi
1. Geografi Klasik
Berkembang pada zaman Yunani Kuno. Pengetahuan tentang Bumi pada masa itu masih banyak dipengaruhi oleh mitologi atau kepercayaan yang beranggapan bahwasegala kegiatan atau gejala yang terjadi di permukaan Bumi merupakan kehendak dewa-dewa. Pada abad VI sebelum masehi, berkembang ilmu pengetahuan alam yang didasarkan pada logika(filsafat) sehingga mitologi mulai berkurang. Selanjutnya, perkembangan pengetahuan semakin mengalami kemajuan.
Beberapa tokoh geografi klasik adalah :
Herodotus (485-425 SM) : dikenal sebagai bapak geografi. Membuat peta dunia hasil imajinasi dan hasil perjalanannya, terutama peta wilayah yang berada di sekitar Laut Tengah yaitu Eropa, Asia, dan Libya (Afrika). Menguraikan pengertian tentang Bumi serta mendeskripsikan seluk beluk suatu daerah yang meliputi topografi dan penduduknya.
Strabo (63 SM-24 SM) : Pengaruh lingkungan sangat menentukan pengelompokkan kebudayaan dan pembagian pemerintahan. Geografi berkenaan dengan faktor lokasi, karakteristik tertentu, dan antar hubungan satu tempat dengan tempat lainnya di permukaan bumi secara keseluruhan. Ide kesatuan tunggal ini dijelaskan sebagai “atribut alamiah suatu tempat” yaitu kerangka relasi suatu tempat dengan tempat lainnya di permukaan bumi, yang melandasi konsep regional sekarang. Strabo juga membuat peta yang memperbaiki peta Herodotus.
Eratosthenes (276-194) : memperkenalkan istilah geografi untuk pertama kali. Geo yang berarti Bumi dan graphien yang berarti deskripsi atau uraian. Deskripsi atau penulisan tentang Bumi. Dikenal sebagai peletak dasar geografi. Telah menghitung bumi secara matematik.
Claudius Ptolomaeus : dalam bukunya Almagest dan Geographica menjelaskan pokok-pokok geografi klasik dan sistematika mengenai perpetaan dan dibukukan menjadi atlas.
2. Zaman Kejayaan Islam
Sejak Islam berkembang di Timur Tengah, pengetahuan tentang daerah-daerah lain ikut pula berkembang. Sejalan dengan banyaknya perdagangan antar bangsa di Laut Tengah. Geografi sendiri ditulis dalam bahasa Arab menjadi Jugrafiya dan diterjemahkan menjadi Surah Al-Ardh (deskripsi tentang Bumi). Beberapa tokohnya antaralain :
Al-Kindi dan Al-Qubi : menulis buku yang di dalamnya memberikan keterangan tentang bagian Bumi yang berpenghuni. Selain itu, menjelaskan tentang keadaan alam dan bentuk permukaan Bumi dari berbagai negeri yang biasa dikunjungi oleh saudagar Islam.
Al-Bakhi dan Al-Biruni : menulis kamus geografi dan batas daerah yang berisi rancangan metode baru untuk mengukur garis lintang dan garis bujur.
Abu Abdallah Al-Idrisi : bukunya memuat tentang penjelasan dunia, menyempurnakan pembagian lima daerah iklim bumi menurut konsep Yunani Kuno, membuat model bola langit, dan sebuah model dunia.
3. Akhir Abad Pertengahan
Banyak dipengaruhi hubungan bangsa-bangsa di dunia dan penjelajahan mencari daerah-daerah baru. Hal tersebut berpengaruh terhadap pengetahuan tentang negeri lain. Beberapa tokohnya antaralain:
Marcopolo : seorang penjelajah yang menulis buku yang berisi tentang keadaan negeri-negeri yang telah dikunjunginya dan membuat peta dunia.
Ferdinand Magelhaens : seorang pelaut yang membuktikan bahwa Bumi ini berbentuk bulat sehingga menghapuskan pandangan bahwa Bumi berbentuk lain.
Gerhard Kremer : membuat peta dunia, yang sampai saat ini masih digunakan dengan nama proyeksi mercator.
Ibnu Khaldun : menulis buku kesejarahan (historical geography) yang menguraikan pengaruh lingkungan alam terhadap masyarakat di berbagai wilayah.
4. Geografi Modern
Pada awal abad XVIII telah dimulai perkembangan geografi sebagai ilmu dengan metode penelitian ilmiahnya. Beberapa tokohnya antaralain :
Benhard Varenius : dalam bukunya Geografi Generalis diuraikan bahwa dalam geografi terdapat dualisme. Di satu sisi geografi mempelajari fenomena yang bersifat alam dan di sisi lain mempelajari fenomena sosial serta budaya.
Immanuel Kant : merupakan peletak dasar geografi modern. Menurutnya geografi merupakan suatu disiplin ilmiah yang memandang fakta-fakta dalam ruang.
Alexander Von Humbolt : memperkenalkan pembagian iklim secara vertikal berdasarkan garis ketinggian.
Pada perkembangan ilmu geografi muncul beberapa paham, yaitu paham fisis determinis dan paham posibilis. Pada mulanya ahli grografi menganut paham fisis determinis, yang berpendapat bahwa keadaan alam suatu wilayah sangat menentukan sifat, karakter, dan pola hidup penduduk di wilayah tersebut. Tokoh geografi yang menganut paham ini antaralain Karl Ritter, Friedrich Ratzel, dan Elsworth Huntington.
Paham fisis determinis banyak dipengaruhi oleh pemikiran Darwin dengan teori evolusi biologi dalam perkembangan makhluk hidup. Sebagai contoh, Ratzel menganggap negara sebagai organisasi hidup (makhluk hidup) yang dalam perkembangannya memerlukan makanan, minuman, dan ruang bagi kehidupan. Dalam memenuhi kebutuhan, suatu negara pada umumnya akan mencari dan menguasai wilayah-wilayah lain di sekitarnya, terutama wilayah yang lemah. Sedangkan Elsworth Huntington berpendapat bahwa kondisi iklim suatu wilayah sangat menentukan tingkat kemajuan sosial budaya penduduknya.
Paham fisis determinis banyak ditentang oleh kelompok yang beraliran posibilis. Adapun paham posibilis berpendapat bahwa alam hanya menawarkan beberapa kemungkinan terhadap manusia. Manusia sendiri yang memilih kemungkinan-kemungkinan tersebut. Manusia memiliki akal dan pikiran untuk memperbaiki kehidupannya melalui kemungkinan yang ditawarkan alam. Menurut aliran ini, faktor dominan yang sangat menentukan kemajuan suatu wilayah adalah tingkat kemampuan penduduk. Adapun alam hanya memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk diolah dan dimanfaatkan bagi kehidupan manusia. Tokoh utama dari aliran ini adalah Paul Vidal de la Blache.
· Definisi Geografi
Berikut ini beberapa definisi menurut para ahli :
1. Eratosthenes, mengemukakan bahwa geografi (geo artinya bumi, dan graphien artinya deskripsi atau uraian) adalah ilmu yang menguraikan tentang bumi.
2. Claudius Ptolomaeus, mengemukakan bahwa geografi adalah suatu penyajian dengan peta dari sebagian permukaan bumi yang menunjukkan kenampakan umum yang terdapat padanya.
3. Karl Ritter, mengemukakan bahwa geografi adalah studi tentang daerah yang berbeda-beda di permukaan bumi.
4. James E. Preston, mengemukakan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya.
5. Huntington, mengemukakan bahwa geografi merupakan studi tentang alam dan persebarannya, melalui hubungan antara lingkungan dan aktivitas atau kualitas manusia.
6. Bintarto, mengemukakan bahwa geografi mempelajari hubungan gejala-gejala di permukaan bumi dan peristiwa-peristiwa di permukaan bumi, baik secara fisik maupun berkaitan dengan makhluk hidup beserta permasalahannya.
7. Hasil Seminar dan Lokakarya IGI 1988 menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.
Posting Komentar