Bagaimana kalau tiba-tiba tanah tempat kita berpijak tiba-tiba amblong blung ! Seperti yang di Guatemala Sebuah luweng baru terbentuk dengan kedalaman 330 kaki (100 meter !).
Luweng dalam bahasa Jawa ini dalam ilmu geologi disebut sinkhole. Beginilah wajah sinkhole yang Guatemala yang terjadi pada tanggal 23 february 2007 itu.
Gambar Sinkhole |
Coba lihat, mengagetkan dan mengerikan tentunya kan ? Apakah ini mungkin terjadi di tanah yang kita pijak ?
Sebelum menjadi ketakutan dan panik, kita lihat saja dahulu, bagaimana proses pembentukannya. Secara geologi tentunya ada syarat-syarat tertentu atau mekanisme tertentu dan diawali tanda-tanda tertentu dalam pembentukan sinkhole ini. Salah satu indikasi yang paling sering adalah adanya perubahan sistem air tanah (perubahan geohydrology) sebelum terjadinya amblesan ini.
Dibawah ini saya gambarkan bagaimana pembentukan luweng atau sinkhole ini.
Sinkhole atau luweng ini terjadi pada daerah yang batuan dasarnya (bedrock) berupa batugamping.
Sinkhole 1 |
1. Pada awalnya ada sebuah retakan yang membentuk lubang akibat masuknya air. Daerah ini biasanya terjadi pada daerah yg tersusun oleh batu gamping. Batugamping ini “relatip” mudah terlarutkan ketimbang batupasir (batuan yang terssun oleh pasir, biasanya mineral kuarsa). Relatif mudah terlarutkan ini jangan coba-coba di rumah melarutkan batugamping ya,proses pelarutan ini berjalan dalam puluhan ribu tahun juga.
2. Karena adanya aliran bawah tanah, maka akan muncul rongga karena bagian bawah terjadi erosi oleh aliran sungai bawah tanah.
3-4-5-6 Proses ini berlangsung terus menerus dengan kikisan serta jatuhan dari batuan diatasnya. Hingga akhirnya bolongan ini membentuk ruang cukup lebar dan “jembatan” dibagian atas tidak kuat menahan dan …
Sinkhole stadia 7-8 |
BLUNG ! Lubang ini tidak seluruhnya memenuhi hingga dasar terbawah, karena volume yang mengisi batuan atas tidak seluruhnya hilang. Kedalaman lubang bisa mulai hanya beberapa meter hingga berukuran besar sedalam 100 meter seperti yang di Guatemala itu.
8. Proses pengendapan diatas cekungan ini akhirnya menutup Luweng yang seringkali tidak disadari oleh penghuni diatasnya.
Proses siklus ini berjalan ribuan tahun yang dalam skala geologi yang sering dalam juta tahun bisa saja hanya disebut proses yang sekejap. Tetapi walaupun telah terjadi hanya seribu tahun yang lalu, barangkali kita tidak memiliki rekaman itu, dan kita hanya menggunakan tanah diatasnya itu seolah-olah dahulu tidak terjadi apa-apa.
Bagaimana mengenali kemungkinan terjadinya fenomena ini ?
Pertama ini terjadi pada daerah yang batuan dasarnya (bedrock-nya” adalah batugamping.
Gejala-gejala sebelum terjadinya amblesan ini sering didahului oleh gejala-gejala perubahan sitem hydrologi. Adanya danau baru segera setelah hujan (air limpasan) terutama pada daerah cekungan.
Dijumpai retakan-retakan tanah. Misalnya pohon-pohon yang miring menuju kearah titik yang sama (pusat amblesan), pintu susah ditutup karena mleyot-mleyot.
The flooding in this example is caused by a plugged throat or outlet for the sinkhole. This is often thought to be the cause of all sinkhole flooding, but is only one of four causes. Diagram by James C. Currens.
Lembah sinkhole ada yang mengalami banjir karena sistem pembuangan atau saluran drainasi alamnya tertutup.
Flooding from the base-level stream puts water pressure on the mouth of the spring, slowing outflow and potentially reversing flow at the spring and into the sinkholes. Diagram by James C. Currens.
Lembah-lembah sinkhole lain mengalami banjir pada waktu adanya runoff water. Gejala gejala perubahan groundwater geology ini yang sering menunjukkan bagaimana sitem aliran sungai bawah tanah didaerah berbatugamping. Daerah berbatu gamping ini misalnya Wonosari serta Gunung Sewu disebelah selatan Wonogiri, juga di sekitar Goa Jatijajar di selatan Kebumen. Aliran sungai bawah tanah di Wonosari salah satunya ada di Bribin yang saat ini sedang dilakukan ujicoba di bor untuk mendapatkan kolom air untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik.
A rock fall has created a leaky dam, and reduced the flow capacity of the main conduit at the downgradient end of the groundwater basin. When precipitation is much greater in the immediate watershed of an upgradient sinkhole, a downgradient sinkhole may be flooded when flow is reversed, although it received little precipitation. Diagram by James C. Currens.
Aliran sungai bawah tanah bisa saja tertutup yang menunjukkan adanya kemungkinan runtuhan bawah tanah. pola hidrologinya tentu saja akan terpengaruh akibat runtuhan bawah tanah ini.
Jadi tentunya sebelum melakukan uji pengeboran mencari apakah ada terowongan dibawah, perlu juga dilakukan pengamatan permukaan. Apakah ada cekungan-cekungan bekas sinkhole. Adakah perubahan hidrologi yang teramati dalam kurun waktu tertentu ketika musim penghujan dan musim kering. Uji pengeboranpun belum tentu bisa membuktikan atau menolak hipotesa, karena mencari bolongan ini tidak bisa dilakukan dengan mudah, bayangkan kalau area yang luasnya 2 Km persegi harus dibuktikan dengan satu lubang bor …. kan sulit banget seperti mencari jarum dalam jerami. Salah satu cara adalah dengan pengamatan (survey) geofisika bawah permukaan, baik survey geolistrik, elektromagnetik, gravitasi dll.
Posting Komentar