Bentuklahan ini dalam Soetoto (2013:142) mencerminkan adanya kontrol struktur geologi seperti lipatan, sesar, kekar, pola schistosity, dan intrusi batuan beku. Walaupun ada proses denudasi tetapi pengaruhnya relatif kecil dibandingkan dengan struktur geologi. Relief yang terjadi mempunyai lereng yang curam hingga landai bahkan datar. Beberapa contoh bentuklahan jenis ini yaitu perbukitan pegunungan lipatan, perbukitan-pegunungan patahan, mesa, plato, cuestas, flat-irons, dan dykes, gawir, sesar, graben, dan horst.
Bentuklahan Struktural |
Diastrofisme menurut Hugett (2003) dalam Heru Pramono dan Arif Ashari (2013:88) merupakan proses yang berkaitan dengan tektonisme (atau geotektnik). Proses diastrofisme antara lain meliputi pelipatan, patahan, pengangkatan, amblesan dari litosfer. Hasil dari diastrofisme adalah berbagai kenampakan besar di permukaan bumi. Secara umum diastrofisme dapat dibedakan menjadi dua yaitu epirogenesa dan orogenesa, walaupun kedua terminologi ini masih cenderung membingungkan.
Dalam Soetoto (2013:103) epirogenesis adalah proses pengangkatan jalur-jalur kerak bumi oleh tenaga endogenik, sehingga dapat terbentuk pembubungan muka bumi yang terbentuk kubah. Proses ini terjadi pada daerah yang luas, misalnya benua dan pergerakannya lambat. Orogenesis adalah proses terangkat dan terlipatnya jalur kerak bumi oleh tenaga endogenik sehingga terjadi pada daerah yang relatif sempit. Disamping terlipat dan terangkat, batuan juga dapat tersesarkan atau terpatah-patah serta retak-retak atau terkekarkan, menghasilkan bermacam-macam struktur geologi:
a. Lipatan (fold)
Lipatan terjadi karena batuan mengalami gaya kompresi.
b. Kekar (joint)
Kekar menurut Billings (1954:108) dalam Soetoto (2013:104) adalah bagian permukaan atau bidang yang memisahkan batuan, dan sepanjang bidang tersebut belum terjadi pergeseran. Di samping merupakan bidang datar, kekar dapat pula merupakan bidang lengkung.
c. Sesar (fault)
Sesar menurut Billings, 1954:124) dalam Soetoto (2013:113) adalah kekar yang dinding sebelah menyebelahnya sudah saling bergeser satu sama lain disebabkan oleh gaya kompresi. Berdasarkan atas arah gerakan relatif bagian-bagian yang bergerak, sesar dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Sesar normal (normal fault)
Sesar normal atau sesar turun (normal fault) yaitu hasil pergeseran kerak bumi sisi satu dengan sisi lainya, dimana pada posisi hangingwall turun ke bawah dari sisi footwallnya, sesar ini hasil dari gaya ekstensi kerak bumi.
2. Sesar naik (reverse fault dan thrust fault)
Sesar naik (reverse fault dan thrust fault) yaitu hasil pergerakan kerak bumi sisi satu dengan sisi lainya, dimana pada posisi hangingwall terdorong ke atas dari sisi footwallnya, sesar ini hasil dari gaya kompresi kerak bumi.
3. Sesar geser (strike-slip or transform, or wrench fault)
Sesar geser (strike-slip or transform, or wrench fault) dan sesar permukaan dimana footwall bergerak ke kiri atau ke kanan atau pegerakan lateral dengan sedikit pergerakan vertikal.
Posting Komentar