Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Budaya lokal merupakan unsur pembentuk budaya nasional. Menurut TAP MPR No. 11 Tahun 1998 bahwa kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya, dan karsa bangsa Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa.
Contoh kebudayaan nasional:
Unsur Universal
Unsur Khusus
Bahasa
· Bahasa Indonesia
· Bahasa daerah
Teknologi
· Arsitektur tradisional
· Teknologi pertanian dan kelautan
Organisasi nasional
· ideologi Pancasila
· organisasi masyarakat
· adat istiadat
· wawasan nusantara
· lambang negara
· semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Sistem pengetahuan
· Lagu kebangsaan
· Pengetahuan sistem bercocok tanam
· Pengetahuan pengobatan tradisional
· Pengetahuan astronomi
Kesenian
· Seni musik, tari, ukir, drama,
lukis, dll.
Contoh Budaya Nasional Indonesia :
Pakaian Nasional
Pakaian adat Indonesia jumlahnya sangat banyak. Hampir setiap daerah memiliki pakaian adatnya masing- masing dan dari banyaknya pakaian adat itu dipilihlah beberapa pakaian adat yang dapat mewakili Indonesia secara umum. Contohnya, di Jawa ada batik, beskap dan kebaya. Di Bali ada kamben. Di Nusa Tenggara ada kain tenun yang menjadi ciri khasnya.
Untuk mewakili Indonesia secara umum dipilihlah batik dan kebaya sebagai pakaian nasional. Batik mendapatkan perhatian dan tanggapan yang cukup baik dari dunia internasional. Hal ini tidak lepas dari perjuangan para duta bangsa di berbagai bidang yang selalu mengenakan batik setiap kali bertandang ke luar negeri. Hingga saat ini hampir seluruh dunia telah mengetahui bahwa batik adalah pakaian nasional Indonesia.
Rumah Adat Nasional
Rumah adat yang paling sering dianggap sebagai rumah adat nasional di Indonesia adalah rumah joglo dan rumah gadang. Rumah joglo adalah rumah adat dari Jawa dan rumah gadang adalah rumah adat dari Minangkabau. Keduanya memiliki arsitektur yang unik dan sangat menggambarkan karakter serta ciri khas bangsa Indonesia. Tidak heran jika kedua rumah ini gambarnya sering terpampang di berbagai tempat yang mempromosikan keindahan Indonesia.Pemilihan rumah adat nasional diputuskan berdasarkan kecocokan dengan ciri khas bangsa Indonesia.
Alat Musik Nasional
Alat musik adat yang diangkat sebagai alat musik nasional adalah gamelan. Gamelan banyak digunakan di berbagai daerah di Indonesia seperti di Jawa dan di Bali. Gamelan dipilih karena dianggap dapat memberikan ciri khas bagi bangsa serta memiliki keunikan tersendiri dibanding dengan alat musik lainnya. Gamelan harus dimainkan secara berkelompok untuk memberikan hasil suara musik yang baik. Oleh karena itu, gamelan sangat cocok untuk menggambarkan adat masyarakat Indonesia yang suka bergotong royong dan bekerjasama dalam kehidupannya.
Angklung adalah nama alat musik sekaligus menjadi nama dari salah satu kesenian yang berasal dari Jawa Barat. Alat musik ini terbuat dari Bambu yang dibentuk sedemikian rupa hingga mengeluarkan nada yang berbeda- beda ketika digetarkan. Perbedaan nada ini dipengaruhi oleh ukuran masing-masing bambu yang digunakan tersebut. Membuat suara yang berbeda antara satu angklung dengan angklung lainnya. Begitupun tiap-tiap bambu yang terdapat dalam satu buah angklung.
Bambu yang dipergunakan bukan sembarang bambu karena hanya jenis bambu tertentu saja yang dapat menghasikan suara atau nada yang indah dalam pembuatannya. Jenis bambu yang tepat adalah jenis bambu tali, bambu hitam dan juga bambu gombong. Ketiga macam bambu yang juga harus turut dilestarikan untuk kelestarian kesenian ini. Kesenian yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia dari Indonesia oleh Unesco sejak tahun 2010.
Kesenian Nasional
Kesenian nasional Indonesia biasanya digambarkan dengan kesenian wayang kulit. Meskipun di Indonesia banyak sekali jenis kesenian adat yang bisa dipilih namun wayang kulitlah yang paling sering digunakan untuk
menggambarkan kesenian nasional. Kesenian nasional ini harus selalu dilestarikan, jika tidak bisa saja negara lain mengambil kesenian ini dan mematenkannya sebagai kesenian nasional negara mereka. Hal ini seperti yang pernah terjadi pada reog Ponorogo yang pernah diakui oleh Malaysia sebagai kesenian nasional negaranya. Wayang kulit pun hampir bernasib sama karena hampir dipatenkan oleh negara lain sebagai kesenian nasionalnya. Hal ini dikarenakan Indonesia dan Malaysia adalah negara serumpun yang bisa saja banyak kesamaan dalam kebudayaan dan keseniannya. Jika tidak dilestarikan maka kesenian ini akan musnah dimakan perubahan jaman.
Masakan Nasional
Masakan nasional di Indonesia jumlahnya sudah tidak dapat dihitung lagi. Banyak sekali makanan tradisional yang bisa dijadikan masakan nasional. Yang paling lazim dijadikan ikon Indonesia adalah masakan rendang Padang. Hal ini dikarenakan rendang Padang telah memiliki pamor yang sangat baik di negara lain bahkan di dunia. Rendang dinobatkan sebagai salah satu makanan khas paling lezat di dunia sehingga tidak heran lagi jika rendang didapuk sebagai masakan nasional Indonesia.
Peninggalan Bersejarah
Peninggalansejarahyangmenggambarkan kebudayaan nasional Indonesia sudah tidak bisa dihitung lagi jumlahnya. Candi Borobudur adalah salah satu yang paling sering dijadikan ikon peninggalan bersejarah di Indonesia. Candi Borobudur juga telah dinobatkan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang paling disukai oleh turis mancanegara. Selain itu masih ada Candi Prambanan di Sleman dan Klaten yang juga dijadikan ikon warisan budaya. Candi Prambanan memiliki keindahan tersendiri yang pada akhirnya banyak orang menobatkan Candi Prambanan sebagai ikon dari kebudayaan bersejarah di Indonesia.
Tari Pendet
Penari pendet memegang bokor tempat bunga yang akan ditaburkan.Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat- laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi “ucapan selamat datang”, meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius.
Posting Komentar